Akhirnya saya memiliki kesempatan -dalam kesempitan- untuk menyempatkan membeli vespa. Kenapa vespa? karena vespa adalah alternatif berkendara dengan murah dan flamboyan :)
Vespa pertama yg saya miliki ini (pengennya punya banyak), merupakan varian dari vespa seri PX, di Indonesia dikenal dengan nama Excel dan di luar disebut T5 (sumber: modern vespa.com). Excel atau spesies PX lainnya dikenal karena ketangguhan mesinnya dan sudah adanya pemisahan bagian untuk oli samping, karena dikenal bandel inilah maka saya memutuskan membeli Excel. Sebelum lupa..tahun pembuatan Excel saya ini adalah tahun 1993.
Sewaktu kuliah saya memiliki teman yang mempunyai vespa juga tetapi dari seri tahun lama, 1965 kalo tidak salah. Dari dia saya belajar, bahwa merawat vespa tahun lama membutuhkan kesabaran dan keuletan pada level yang tidak saya kuasai...cukup ribet. Oh iya, membeli vespa bebrarti harus siap membawa oli, kunci T dan kunci-kunci penting lainnya..hehehe..secara hanya vespa yang menyediakan ban serep untuk dibawa kemana2 (lho?)
Solidaritas antar pengguna vespa dikenal sangat tinggi, hal ini saya buktikan sendiri ketika kemarin menyempatkan pergi-pulang kampus di Bogor. Sepanjang perjalanan, saya berjumpa dengan sesama pengguna vespa, dan dengan ramahnya (walau jelas tidak saling kenal) menyapa saya dengan anggukan kepala, siulan bahkan lambaian tangan..sangat bersahabat. Pengguna vespa, terutama yg newbie sperti saya, tidak perlu khawatir jika vespanya mogok di jalan..cukup menanti ada pengguna vespa yg lewat, insya Allah pasti akan dibantu olehnya (kalo ga ada vespa yg lewat juga, anda boleh dibilang lg apes)
Vespa pertama saya ini cukup rapih dari segi bodi: tidak ada yg keropos dan minim dempulan. Masalah permesinan lancar, sekali sela langsung nyala. Surat-surat juga hidup semua...walau konon, pengguna vespa tidak pernah dirazia...dibenci polisi, juga maling :)
Rencana ke depannya (hehehe, maklum rencana ke depan sy yg lain lg sedikit terhambat), si Excel ini mau saya beri kelir baru..masalah kelistrikannya dibenahi, hingga dia layak untuk dibawa keliling kota dengan wanita yg saya cintai di jok belakangnya...
Begitu dulu postingan mengenai Excel, cerita lain tentang dia semoga sudah bisa dilengkapi dengan gambar. Topik lain mengenai vespa yang juga menarik untuk disimak adalah lahirnya suatu gerakan yg dikenal dengan nama MOD. Saya sedang mencari-cari literatur dan merangkumnya, semoga bisa saya ceritakan balik nantinya.
"lengang jalanan sore ini, dan ku ingin menjadi awan.. tempat berteduh kita setelah puas berkeliling dengan skuter tua"
svara ji:wa
hujan dan pepohonan hijau
Monday, June 7, 2010
Sunday, June 6, 2010
Tuesday, June 1, 2010
Dangdut
Hell yes, isi blog ini mirip bener ama lirik lagu dangdut..
Hohohoho.. padahal niatnya pengen bikin puisi-puisi mirip Sapardi D.D.
Tapi tak apalah, namanya juga hidup *lho?
Hohohoho.. padahal niatnya pengen bikin puisi-puisi mirip Sapardi D.D.
Tapi tak apalah, namanya juga hidup *lho?
Monday, May 31, 2010
Aku Bosan Puisi Cinta
Aku kesal melihat ketegaran dirimu saat kita berpisah.
Entah, keyakinan apa yg hidup dalam jiwamu.
Aku kesal. Aku iri.
Entah, keyakinan apa yg hidup dalam jiwamu.
Aku kesal. Aku iri.
Hari Susu Sedunia
Yang Kusukai dari Cinta.
Ia Membimbingku Untuk Mengetahui Apa Yang Tersimpan Di Balik Merah Lingeriemu.
Ia Membimbingku Untuk Mengetahui Apa Yang Tersimpan Di Balik Merah Lingeriemu.
Saturday, December 12, 2009
koma
ku ingin menjadi koma, tempat jeda setelah bertutur panjang.
ku ingin menjadi rintik hujan, setelah panas setahun segar yg ku bawa.
lengang jalanan sore ini, dan ku ingin menjadi awan.. tempat berteduh kita setelah puas berkeliling dengan skuter tua.
Tuesday, March 24, 2009
aku
lelah ku mencari.
tak jua kudapati sebab hilangnya senyum di wajahmu.
hingga ku temukan sebuah benda yang menunjukkan siapa keparat yang membuat duka bergelayut murung di paras manismu.
marahku tak terkira.
tanganku mengepal.
serapah terhunus diujung lidah.
kutikam dia diam,
kuludahi dia tertawa,
kupukul dia tak mengelak,
hingga lelahku.
kusadari wajah itu.
wajah yg terpatri dalam cermin di hadapku.
tak jua kudapati sebab hilangnya senyum di wajahmu.
hingga ku temukan sebuah benda yang menunjukkan siapa keparat yang membuat duka bergelayut murung di paras manismu.
marahku tak terkira.
tanganku mengepal.
serapah terhunus diujung lidah.
kutikam dia diam,
kuludahi dia tertawa,
kupukul dia tak mengelak,
hingga lelahku.
kusadari wajah itu.
wajah yg terpatri dalam cermin di hadapku.
Subscribe to:
Posts (Atom)